Siapa yang tak kenal sayuran yang satu ini. Sawi merupakan salah satu sayuran yang mudah sekali kita jumpai di pasaran. Sayuran yang satu ini sendiri di indonesia memiliki banyak jenis yakni sawi hijau, sawi huma dan sawi putih. Namun selain 3 jenis jawi ini ada pula jenis sawi keriting dan sawi monumen. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai bagaimana cara bercocok tanam sawi yang baik dan mudah di lakukan. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
![]() |
Cara Bercocok Tanam Sawi Yang Benar |
Cara Bercocok Tanam Sawi Yang Benar Dan Mudah Dilakukan
Sawi sebenarnya bukanlah tanaman yang berasal dari indonesia, sawi merupakan tanaman yang berasal dari Asia. Tanaman ini di kembangkan di indonesia karena kecocokannya terhadap tanah dan cuaca di indonesia. Sawi adalah jenis tanaman yang bisa di tanam sepanjang tahun. Sawi kuat terhadap hujan dan musim kemarau. Hanya saja pada musim kemarau di butuhkan penyiraman yang teratur agar sawi dapat bertumbuh dengan baik. Sawi bisa di tanam di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Tapi berdasarkan riset, penanaman sawi di dataran tinggi memberikan hasil lebih baik di banding menanamnya di datara rendah. Untuk keasaman atau pH tanah yang terbaik untuk menanam sawi adalah antara 6-7 pH. Untuk membudidayakan sawi, berikut beberapa hal yang perlu kita perhatikan.
1. Bibit
Untuk satu hektar lahan tanah di butuhkan sekitar 760 gram bibit sawi. Bibit sawi bisa kamu peroleh dengan membelinya di toko pertanian di dekat kota ataupun desamu. Saat membeli bibit sawi perhatikan varietas, kadar air, suhu dan lama menyimpannya. Perhatikan juga kemasan bibit apakah rusak dan apakah berkemasan aluminium foil.
Bibit yang baik biasanya memiliki kemasan aluminium foil. Jika kamu memilih untuk membuat benih sendiri, ambillah benih dari tanaman sawi yang baik dan berusia di atas 70 hari. Serta pisahkan tanaman sawi yang akan di jadikan bibit dari sawi yang di tanam untuk di jual.
2. Pengolahan Tanah
Tahap awal yang biasa dilakukan dalam mengolah lahan untuk bertanam sawi adalah pembersihan lahan, penggemburan lahan lalu pembuatan bedengan. Bersihkan lahan dari batu, kerikil, rumput-rumputan ataupun pohon, kemudian lakukan penggemburan. Penggemburan lahan untuk menanam sawi bisa di lakukan dengan alat pembajak ataupun dengan alat biasa seperti cangkul.
Saat melakukan penggemburan, campurkan pupuk organik. Ini bertujuan agar pemberian pupuk merata ke dalam tanah serta memperbaiki kualitas tanah. Untuk setiap 1 ha lahan di butuhkan sekitar 10 ton pupuk. Untuk daerah lahan yang punya kadar Ph yang rendah, pengapuran mesti dilakukan. Pengapuran di lakukan agar kadar ph tanah naik.
Pengapuran yang baik dapat di lakukan antara 2 sampai 4 minggu sebelum lahan akan di tanam tanaman sawi. Kapur yang umumnya di gunakan untuk pengapuran adalah dolomit (CaMg(CO3)2) atau kapur kalsit (CaCO3).
3. Pembuatan Bedengan
Setelah melakukan pengolahan lahan maka langkah selanjutnya adalah pembuatan bedengan untuk tempat menanam sawi. Ukuran bedengan untuk pembibitan sawi antara 80 hingga 120 cm, panjang 1 hingga 3 m dan tinggi bedengan sekitar 30 cm.
Sementara untuk bedengan penanaman bibit sawi, ukuran yang di perlukan adalah lebar 120 cm dan ukuran panjang bisa di sesuaikan dengan panjang lahan milik kita. Tinggi 30 cm dan jarak antar satu bedengan dengan bedengan lainnya sekitar 30 cm. Untuk jarak tanam dalam bedengan adalah 30 x 30 cm dan kedalaman lubang tanam adalah 10 cm.
4. Penanaman Sawi
Seminggu sebelum melakukan penanaman bibit sawi, tanah perlu di berikan pemupukan. Gunakan pupuk kandang 10 ton, TSP 100 Kg, Kcl 75 Kg untuk setiap 1 ha. Pilih bibit yang baik dan masukkan ke lubang tanam dengan ke dalaman 6-10 cm.
5. Perawatan Sawi
Penyiraman adalah jenis perawatan yang paling di butuhkan sawi. Dalam penyiraman sawi kita perlu melihat cuaca. Jika cuaca terlalu panas maka kita bisa melakukan penyiraman 2 sampai 3 kali sehari namun bila cuaca di rasa tidak sangat panas, penyiraman bisa di lakukan sekali sehari yakni pada pagi atau sore hari.
Perawatan selanjutnya adalah penjarangan dan penyulaman. Penjarangan di lakukan ketika sawi berumur 2 minggu. Untuk melakukan penjarangan cukup cabut sawi yang tumbuh terlalu rapat. Jika ada sawi yang terkena penyakit, hama ataupun mati, lakukan penyulaman dengan mengganti tanaman sawi dengan tanaman yang baru.
Untuk pemupukan tambahan bisa di lakukan setelah 3 minggu dari waktu penanaman sawi dengan menggunakan pupuk urea 50 Kg/ha. Selain itu di perlukan juga pengendalian hama dan penyakit agar tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik.
6. Panen
Umur sawi harus setidaknya berumur 70 hari agar bisa di panen. Untuk cara pemanenannya sendiri dapat di lakukan dengan 2 cara yakni mencabut sawi beserta akar-akarnya atau dengan cara memotong pangkal batang di atas tanah menggunakan pisau.
Itulah cara bagaimana bercocok tanam atau menanam sawi dengan mudah. Semoga artikel ini membantu bagi kamu yang ingin mulai membudidayakan tanaman sawi. Dan jika dirasa artikel ini bermanfaat share ke eman dan saudara ya... terimakasih